Presentasi sering menjadi momok. Walaupun merupakan kegiatan biasa di kalangan usaha, sering membuat bibir beku dan lidah kelu. Apa yang sudah tersusun di benak pikiran, mendadak amblas tak berbekas.
Siapapun, lalu merasa menjadi manusia gagal, yang tak mampu berbicara di hadapan umum. Ini, bukan hanya terjadi di kalangan penyelia atau manajer, bahkan CEO pun banyak yang menghadapi masalah serupa.


Dalam berpresentasi terdapat dua keterampilan yang harus dipahami, yakni: keterampilan bicara di depan publik, dan keterampilan mengembangkan diri. Keduanya bisa dipelajari, asalkan bersedia memenuhi syarat lain, seperti persiapan bahan presentasi yang mencukupi, mau mengevaluasi diri, serta mengenal dan menguasai medan.





Bicara di depan publik adalah keahlian yang membutuhkan pelatihan. Bagi yang baru pertama kali berpresentasi, memang sulit bisa seterampil atau selincah mereka yang memiliki jam terbang tinggi. Namun, bukan persoalan, jika dalam proses belajar mau memerhatikan empat hal mendasar sebagai berikut.

(1) Suara.
Perhatikan ucapan suara yang keluar dari mulut Anda. Aturlah irama dan tempo suara dengan mengatur pernapasan yang baik, serta gunakan jeda secara jelas. Ucapan yang keluar harus terdengar jelas, keras, tapi tidak terlalu cepat. 


(2) Jarak pandang. 
Pastikan, Anda bisa melihat ke segala arah. Arahkan pandangan setiap saat ke setiap bagian posisi pendengar.

(3) Perilaku. 
Hindarkan perilaku yang teatrikal, seperti bermain-main dengan bolpoin atau pensil. Selain bisa mengganggu konsentrasi pendengar, juga mengurangi perhatian ke topik pembicaraan. 


(4) Yang terpenting dalam berpresentasi adalah menjadi diri sendiri. 
Tidak meniru gaya orang lain atau menciptakan gaya baru yang dianggap menarik perhatian. Cara-cara seperti itu justru membuat kegiatan presentasi tidak berkembang secara wajar.

Biasanya, seseorang yang berpresentasi hanya sibuk dengan dirinya sendiri. Kalau hal itu menyangkut kepentingan pendengarnya, tidak masalah. Namun yang serinbg terjadi, mereka sibuk dengan persoalan yang diciptakannya sendiri. Misalnya, karena merasa logat suaranya tidak bagus dan nadanya terlalu kencang, si pembicara lalu sibuk dengan mike. Tangan terus bergerak mengatur agar mike agak jauh dari ujung mulut. Malahan, yang kemudian terjadi, suara sering tidak terdengar jelas. Dalam presentasi bisnis, dibutuhkan keyakinan diri yang tinggi. Pembicara harus yakin, apa yang disampaikan menarik bagi pendengarnya.

Beberapa kaidah dasar yang dapat membantu menuju presentasi sukses:


pertama, menentukan sasaran jelas apa yang ingin dicapai. Misalnya, target yang hendak dicapai adalah pendengar atau peserta presentasi berhasil menerima pesan yang disampaikan, memahami isi pesan, serta meyakini pembicara ada di pihak mereka.

Ke-2, latihan terlebih dulu, tidak saja untuk penguasaan masalah, tapi juga pengaturan waktu, dan membangun keyakinan diri. Jika mungkin, latihan ini dilakukan di tempat nantinya berpresentasi. 


Ke-3, jika menggunakan teks, usahakan konsisten, tidak menjamah pembicara lain. Jangan lupa memeriksa kembali, agar teks yang sudah dipersiapkan mudah dan jelas terbaca. Jika Anda kehilangan kontrol atas masalah ini, bisa membuyarkan konsentrasi yang telah dibangun.


Ke-4, jangan menimbun terlalu banyak informasi. Pengalaman membuktikan, pendengar lebih bisa memahami informasi yang singkat, disertai contoh visual ataupun suara. Berusaha menjejali informasi sebanyak-banyaknya, sama artinya Anda tidak memberikan informasi apa-apa. Sebab, daya tahan dan daya ingat seseorang amat terbatas. Apalagi, jika hal itu diperolehnya dari mendengarkan presentasi saja. Begitu pula, jargon dan statistik yang terlalu banyak, justru memusingkan ketimbang menyenangkan pendengar.


Ke-5, datanglah ke tempat acara lebih awal sebelum pendengar datang ke ruang presentasi. Selain membantu penguasaan medan, kesiapan ini membangun mood dan konsentrasi. 


Ke-6, jangan membagikan fotokopi teks dan slide sebelum presentasi usai. Katakan pada pendengar, Anda akan membagikan fotokopi teks dan slide seusai presentasi. Sehingga, pendengar tidak membaca pada saat mendengarkan pembicaraan.


Ke-7, agar presentasi lebih afdol, buatlah tema yang memberi identitas bagi presentasi Anda. Misalnya, "Persaingan Motor Cina", atau "Bagaimana Memuaskan Pelanggan". Ke-8, jangan mengambil waktu presentasi terlalu lama, atau lebih dari 30 menit. Selain pendengar bosan, bisa melanturkan arah pembicaraan ke sana kemari.




***